Lima Hukuman Sekolah Paling Kejam di Dunia

Sekolah merupakan tempat belajar dan menuntut ilmu bagi semua orang. Mulai dari kalangan balita hingga dewasa semuanya pasti pernah merasakan manisnya duduk hangat dan belajar ria bersama teman dan guru di sekolah. Nah berbicara tentang sekolah, pastinya kita mengenal suatu aturan yang harus ditaati oleh setiap siswanya. Mulai dari berperilaku baik hingga tidak boleh melakukan hal-hal buruk yang dilarang sekolah.
Jika seorang murid melakukan kesalahan atau melanggar peraturan biasanya pihak sekolah akan memberikan hukuman. Mulai dari hukuman ringan berupa teguran hingga hukuman skorsing dimana kesalahan yang dilakukan terbilang besar. Hukuman dianggap sebagai pelajaran agar seseorang jera dan tidak mengulangi kesalahannya. Namun apa jadinya jika hukuman yang diberikan oleh pihak sekolah terbilang sangat ekstrim dan keja, bahkan telah memberikan trauma yang besar pada siswanya.
Lima Hukuman Sekolah Paling Kejam di Dunia
Sekolah Mengatur Pesta Perpisahan Palsu
Sebuah sekolah di Missisipi mengadakan sebuah pesta perpisahan palsu untuk pasangan lesbian. Awalnya, seorang murid perempuan menuntut pihak sekolah karena ia tidak diperbolehkan mengenakan tuxedo dan membawa sang kekasih ke acara tersebut. Karena hal ini, McMillen dan sang kekasih mengancam akan membuat acara sekolahnya berantakan. Ancaman ini memicu reaksi seluruh sekolah.
Setelah mengadakan diskusi, akhirnya sekolah memperbolehkan McMillen untuk hadir. Acara pesta perpisahan yang berikutnya ini akan diselenggarakan oleh teman-teman kelasnya. Tetapi ternyata ia diundang ke acara malam perpisahan palsu yang sengaja diatur untuk dirinya sebagai tanda hukuman bagi mereka, sang kekasih dan lima orang murid dengan keterbelakangan mental lainnya. Karena hal ini, pihak sekolah dituntut McMillen sebesar $ 35,000 atau sekitar Rp. 416 juta.
Menghina Anak Autis
Seorang anak yang didiagnosa mengidap autis dikeluarkan dari kelas oleh gurunya. Alex Barton, nama murid ini dihukum karena lupa membawa tas dan pekerjaan rumahnya. Awalnya ia dipanggil oleh gurunya ke kantor, tetapi akhirnya si guru berubah pikiran dan menyuruh Alex kembali ke kelasnya.
Sebelumnya, sang guru yang bernama Wendy Portillo mengadakan diskusi kelas tentang apa yang tidak disukai oleh seluruh anggota kelas terhadap Alex. Saat Alex kembali dari ruang guru, diskusi masih berlangsung. 
Si Alex yang malang ini duduk di kursinya dan mendengarkan sementara seluruh kelas sedang mendiskusikan kekurangannya. Bahkan, sang guru secara langsung mengatakan bahwa ia membenci Alex. Sungguh sebuah perbuatan yang tidak terpuji!
Memotong Rambut Dengan Paksa
Suatu pagi, seorang murid bernama Lamaya Cammon duduk di kelasnya dan asyik bermain dengan manik-manik di kepangan rambutnya. Rupanya, sang guru merasa terganggu melihatnya. Akhirnya, Lamaya dipanggil maju ke depan kelas kemudian tak disangka-sangka sang guru mengambil sebuah gunting dan memotong kepangan rambut gadis itu dengan paksa.
Lamaya membela diri dengan mengatakan bahwa memainkan rambutnya sendiri tidak akan mengganggu orang lain. Tetapi gurunya tidak berpendapat demikian. Dengan rasa malu, gadis berusia 7 tahun ini menangis dan pulang ke rumah. Belakangan diketahui bahwa sang guru sedang depresi terhadap pekerjaannya.
Makan di Lantai
Tidak ada gunanya menyesali makanan yang telah jatuh di lantai bukan? Tapi, pernyataan ini rupanya tidak berlaku di sebuah SD di New Jersey, Amerika Serikat. Di tahun 2009, seorang murid kelas 5 dihukum makan di lantai sebagai hukuman karena menumpahkan sebotol air minum saat ia mengisinya.
Sebagai hukuman atas kecerobohannya, murid ini hanya diberi selembar kertas sebagai alas makannya dari lantai kafetaria yang kotor. Staf sekolah juga mengancam murid tersebut jika ia berani mengatakan apa yang dialaminya ke masyarakat. Duh, kejamnya.
Bergandengan Tangan Dengan Musuh
Biasanya, jika ada dua orang murid bertengkar di sekolah, mereka akan diskors. Tetapi, di sebuah sekolah di Arizona, Amerika Serikat, dua pelajar yang bertengkar ini dibuat malu seumur hidupnya dengan dipaksa bergandengan tangan dengan musuhnya!
Dua pelajar ini harus bergandengan tangan di lapangan sekolah selama 15 menit. Kontan saja cerita tentang dua murid ini menyebar luas ke penjuru sekolah. Seluruh teman-teman mereka tertawa, bahkan ada yang mengabadikan momen tersebut. Malu? Pasti, apalagi harus ber'mesraan' dengan sang musuh. Nyatanya hukuman ini cukup manjur, lho.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment